Haluan Banten – Sarana dan Prasarana merupakan faktor penting untuk mendukung pariwisata terutama dari sektor daya tarik wisatawan. Seperti diketahui, salah satu pertimbangan wisatawan ke suatu objek wisata yaitu jarak tempuh menunu wisata itu sendiri.
“Yang sering jadi masalah adalah fasilitas, listriknya sering mati, lalu wisatawan pada dateng membeli Oleh-oleh susah karena nggak ada gerai cinderamata akhirnya uang yang harusnya dipake, jadi tidak bisa,” ungkap Kepala Bidang Tata Kelola Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata Widayanti Bandia.
Disamping fasilitas tersebut, pihaknya juga menjelaskan bahwa akomodasi yang relatif tidak terjangkau dan infrastruktur yang belum memadai.
“Akomodasinya mahal ternyata di hotelnya terbatas, itu untuk amenitasnya, kelengkapan saran prasarana pariwisata,” tambahnya.
Ia menuturkan, jarak tempuh menuju Tanjung Lesung terbilang jauh, wisatawan kurang berminat untuk berlibur ke tempat jauh, kecuali untuk melakukan hobi seperti berenang, mancing atau sejenisnya. Jika sudah diluar dari hobi, maka besar kemungkinan wisatawan tidak akan berkunjung ke Tanjung Lesung.
“Lalu yang terakhir disini yang selalu kita tingkatkan adalah infrastruktur. Orang terlalu jauh ke Tanjung Lesung. Orang yang datang ke sini adalah orang yang punya hobi selertu itu aja, yang senang main ke laut, senang berenang, senang mancing. Yang nggak senang seperti itu kan nggak datang. Solusinya sebenarnga kita tinggal sinergikan OPD,” jelasnya panjang lebar.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng menambahkan, pihak yang terlibat dalam dunia pariwisata tidak dibenarkan untuk untuk bergerak sendiri-sendiri karena pada prinsipnya parisiwsata tidak bisa dikerjakan sendirian.
“Jika sendiri-sendiri susah. Dan saya ingin Pandeglang incoorporated, dinas wisata tidak bermain sendiri, tetapi OPD-OPD yang lain juga memberikan dukungan,” imbuhnya.(Yusuf)