Hendry CH Bangun, Sekjen PWI Pusat; Margiono, Ketua PWI Pusat Nonaktif; Sasongko Tedjo, Plt Ketum PWI Pusat
Haluan Banten – Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PWI Pusat, Sasongko Tedjo mengaku bangga anggotanya maju dalam pemilihan kepala daerah. Karena itu merupakan bukti kepercayaan masyarakat.
“Wartawan dinilai mumpuni dan kredibel sehingga dicalonkan menjadi kepala daerah,” kata Sasongko seusai menemui Ketua Umum PWI Pusat nonaktif, Margiono di Tulungagung, Selasa (13/2/2018) pagi.
Margiono maju dalam pilkada di daerah kelahirannya, Tulungagung. Menurut Sasongko, sudah banyak wartawan anggota PWI yang berhasil menjadi bupati/walikota seperti Rizal Efendi Walikota Balikpapan, Abdul Cholik Bupati Wonosobo dan Arief Afandi Wakil Walikota Surabaya. Dan dalam tataran politik dan pemerintahan di tingkat nasional seperti menjadi menteri atau ketua lembaga tinggi negara.
Meskipun demikian PWI sebagai organisasi profesi tak boleh terlibat dalam kontestasi politik apapun. Mereka yang ikut pilkada diminta nonaktif atau mengundurkan diri untuk menjaga netralitas dan marwah organisasi. Sejak Kongres PWI di Semarang tahun 1998, PWI harus menjaga jarak dengan kekuatan politik manapun seperti diatur dalam Anggaran Dasar dan Kode Etik Jurnalistik.
Khusus untuk pilkada ditegaskan lagi dalam Konkernas PWI di Bengkulu tahun lalu. Hal ini juga berlaku bagi pengurus atau anggota yang menjadi tim sukses pasangan calon dalam pilkada. “Jadi soal netralitas PWI sudah keharusan dan tak perlu diragukan lagi”, tandasnya.
Meskipun demikian, masyarakat haruslah menyadari wartawan dan pers pada umumnya tak bisa netral seratus persen. Pasti ada kecenderungan atau bias to. Dan hal itu juga terjadi di negara mana pun. Asalkan tetap berpihak pada kepentingan publik dan tidak melanggar kode etik dalam penulisan hal itu masih bisa diterima. “Yang penting tidak terkooptasi atau terbeli,” kata Sasongko. (rls)