Haluanbanten.co.id, Pandeglang – Dua elemen mahasiswa, PMII dan GMNI menggeruduk kantor DPRD Pandeglang, Kamis (8/3).
Mereka menyuarakan aksi keprihatinan dan kekecewaan, terhadap beberapa oknum wakil rakyat yang ditengarai rajin main proyek. Mereka juga menuding ada oknum dewan yang diduga terlibat kasus korupsi pada proyek program pembangunan perdesaan tertinggal (P3T).
“Inilah potret (oknum) dewan yang tidak tahu malu, selalu minta jatah proyek,” teriak seorang orator melalui speaker toa.
Baru beberapa saat saja berorasi, para pengunjuk rasa kemudian mendobrak pintu utama gedung milik rakyat tersebut. Kaca pun berserakan dilantai, aparat dari Polres Pandeglang menghadang mereka yang ingin merangsak masuk.
Suasana semakin panas, saling dorong antara mahasiswa dan aparat pun terjadi. Dua mobil truk Polisi anti huru-hara pun didatangkan, tampak pula Kapolres Pandeglang, AKBP Indra Lutrianto Amstono. Beruntung suasana bisa diredam, terjadi beberapa kali dialog diantara mereka.
Setelah puas berorasi di sana, mereka pun berjalan kaki menuju kantor Kejaksaan.
Kapolres Pandeglang, AKBP Indra, pada kesempatan tersebut menyampaikan, jika pihaknya telah mengamankan dua orang pengunjukrasa yang diduga sebagai pelaku pengrusakan pada peristiwa itu.
Sementara, berdasarkan rilis yang dikeluarkan PMII dan GMNI, pada pelaksanaan proyek P3T tahun 2016 itu, terdapat 31 paket proyek yang diduga tidak dilengkapi dengan dokumen kontrak. Masih dalam rilis itu, mereka menuntut agar aparat membongkar kasus tersebut sampai tuntas; menyeret oknum pimpinan dan anggota dewan yang diduga terlibat, kepala dinas Perkim dan PUPR yang juga diduga sebagai dalang utama pada skandal tersebut. (JDN)