SALATIGA- Prajurit TNI dan warga di Desa Bonomerto selalu bekerja bersama, bahkan makan bersama dan bercanda layaknya sebuah keluarga sebagai cermin kemanunggalan TNI dan Masyarakat di lokasi TMMD ke-102, di Bonomerto (9/7/2018).
Program TNI Manunggal Membangun Desa ke-102 di desa Bomomerto bukan saja tentang kontribusi TNI dan warga di dalam membangun infrastruktur untuk kemajuan desa. Namun dibalik itu, ada nilai kebersamaan antara TNI dan warga, ada jalinan silaturahmi yang memperkuat keberadaannya tak bisa saling dipisahkan.Selama Pra TMMD berlangsung hingga pembukaan TMMD, Anggota Satgas wajib menginap di rumah-rumah penduduk desa. Dari situ, TNI dan rakyat semakin erat hubungan emosionalnya. Prajurit TNI bukan saja menginap namun mereka juga sering memasak dan makan bersama-sama di masing-masing rumah warga ataupun dilokasi pekerjaan TMMD.
Dandim 0714/Salatiga Letkol Infanteri Prayoga Erawan mengungkapkan, TNI tidak bisa dipisahkan dari rakyat Indonesia. Keberadaan TNI dari awal kelahiran selalu bersama rakyat. “Sejarah mencatat, Panglima Besar Jenderal Sudirman perang gerilya melawan musuh NKRI dilakukan bersama-sama dengan rakyat. Itulah cikal bakal, TNI lahir dan tidak bisa dipisahkan dengan rakyat,”ujarnya.Lebih lanjut disampaikan, TMMD juga bagian dari implementasi kemanunggalan TNI dengan rakyat, karena itu TNI harus turun ke desa-desa dan dusun untuk ikut serta memajukan Indonesia dari wilayah pedesaan. “Seluruh personel yang terlibat dalam TMMD tidur di rumah-rumah penduduk, termasuk logistik yang memasak dilakukan oleh masyarakat,”ungkapnya.
Dandim mengungkapkan, kebersamaan TNI di lokasi TMMD bersama warga merupakan simbol kemanunggal TNI dengan rakyat. “TNI tidak bisa dipisahkan dari rakyat karena inti kekuatan pertahanan NKRI terletak pada kemanunggalan TNI dan rakyat,”tuturnya.(narto pendim sala3)