Klarifikasi SMAN 1 Kota Serang Soal Rencana Studi Kampus, Sesuai Dengan Prosedur

SERANG, (haluanbanten.co.id) – Ramainya di sinyalir ada dugaan pungutan rencana pelaksanaan studi kampus di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Serang Tahun 2024 membuat kepala sekolah angkat bicara.

Ditemui diruang kerjanya, Rabu (02/10/2024) Kepala SMAN 1 Kota Serang Drs, H.Aan Hernawan, M.Pd mengatakan bahwa, saat dirinya dilantik menjadi Kepala SMAN 1 Kota Serang pada tanggal 19 Agustus 2024, rencana kegiatan pelaksanaan studi kampus 2024 itu sudah berjalan sesuai dengan surat keputusan kepala sekolah yang lama.

Pihaknya hanya memastikan bahwa seluruh pelaksanaan kegiatan sudah melalui proses persetujuan dari orang tua siswa dan memastikan tidak ada paksaan.

“Semua kita tempuh prosesnya, mulai dari angket melalui google form, kemudian surat edaran persetujuan dari orang tua siswa, jadi murni tidak ada unsur paksaan dari pihak sekolah”, ujar H.Aan kepada media haluanbanten.co.id.

H.Aan menyebut, dari total siswa-siswi SMAN 1 Kota Serang kelas XI berjumlah 626, dan udah daftar mengikuti kegiatan studi kampus hanya 550 siswa.

“Dan itupun sudah termasuk subsidi sebanyak 10 orang siswa yang kurang mampu yang ingin berangkat studi kampus tapi tidak mampu membayar”, tambahnya.

H. Aan yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Ciruas menegaskan bahwa untuk siswa-siswi yang tidak mengikuti studi kampus tidak ada pengurangan nilai.

Mereka ini kan nanti membuat karya tulis masing-masing, adapun yang tidak ikut tentu tidak akan mengurangi nilai, nanti para siswa yang berangkat ini membuat laporan berbentuk karya tulis.

Dikatakan H. Aan bahwa, untuk jumlah besaran biaya disesuaikan dengan kebutuhan siswa saat melaksanakan kegiatan studi kampus.

“Pihak panitia juga menyesuaikan budget dengan jaminan pelayanan yang baik, mulai dari biaya perjalanan menggunakan bus yang representatif dan nyaman selama 4 hari dengan tujuan kampus UNDIP Semarang dan Kampus UGM Jogjakarta, fasilitas yang di sediakan travel antara lain makan sebanyak 10 kali, penginapan hotel bintang empat selama dua malam, ditambah dengan tiga tempat destinasi objek wisata, P3K/obat-obatan, tenaga medis, fotorafer, asuransi dan snack”, ujar H.Aan.

Sesuai dengan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Banten, bahwa tidak ada larangan studi kampus, namun perlu memperhatikan keamanan dan kenyamanan serta tidak ada paksaan.

“Saya tidak melarang,” ujar Tabrani, Selasa, 21 Mei 2024. (mengutip pernyataan kepala Dindikbud banten kepada radarbanten.co.id)

Namun, ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan study tour. Misalnya, pastikan kendaraan yang digunakan baik laik jalan ada ijin dari Kemenhub, pastikan pembiayaannya tidak memberatkan orang tua siswa, dan pastikan kegiatan itu bukan merupakan kewajiban.

Tabrani mengaku sebenarnya tidak ada pelaksanaan study tour. Namun, yang ia tahu ada kegiatan kunjungan kampus untuk siswa SMA.

“Setahu saya di SMA itu tidak ada namanya pelaksanaan study tour, yang ada adalah tinjauan kampus, kunjungan kampus, karena mereka memandang untuk mencari pengetahuan terhadap kampus-kampus yang diminati”, ucapnya.

Kemudian soal dugaan adanya uang yang mengalir ke pihak dinas, H. Aan dengan tegas menepis tudingan yang tidak berdasar itu. “Saya sendiri bingung kenapa ada tuduhan itu, tanpa ada bukti dan konfirmasi kepada saya selaku pihak sekolah.

Ditempat yang sama, Maya Devayani juga turut mengomentari soal namanya yang disebut-sebut menerima aliran uang hingga milyaran rupiah.

Seperti yang sebelumnya, wali kelas itu yang menjadi perantara pengumpulan uang untuk kemudian disetorkan ke bendahara panitia pelaksanaan studi kampus sekolah. Sementara soal sistem pembayaran melalui transfer, juga merupakan permintaan dari orang tua dengan alasan kenyamanan dan lebih praktis.

Masih kata Maya, memang ada kekhawatiran orang tua ketika anaknya membawa uang dengan jumlah banyak maka takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan yang saya terima juga hanya kelas saya saja, untuk kelas lain ke wali kelasnya masing-masing.

“Tapi seolah-olah saya yang menerima semua uang itu, dari kelas saya sendiri ada 44 orang yang ikut dari total 50 siswa”, kilahnya.

Sekali lagi saya ingin tegaskan bahwa pembayaran transfer itu murni atas keinginan wali siswa, dan yang melalui saya hanya kelas saya saja.

“Saya juga kaget kenapa nama saya ada di pemberitaan salah satu media, tanpa pernah ketemu atau konfirmasi dengan saya, bahkan dihubungi via telp maupun WhatsApp juga tidak pernah”, pungkasnya mengakhiri. (Jon)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan