SERANG(Haluan Banten)- Kegiatan pagelaran Seni Budaya terbesar di Kota Serang akan segera dilangsungkan.Kegiatan tersebut ialah Pagelaran Seni Budaya Tapak Karuhun Banten. “Tapak Karuhun Banten merupakan kegiatan yang baru pertama kali digagas dan dikembangkan di tahun 2017 ini. Walaupun tampilan-tampilan Seni Budaya Debus sering kita saksikan di beberapa tampilan dalam event-event tertentu tapi yang termasuk dalam kalender wisata baru tahun ini kita mulai.”kata H Hafizi ZA selaku Kepala Disparpora Kota Serang saat rapat koordinasi persiapan Pagelaran Seni Budaya Tapak Karuhun Banten di Aula Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang. (8/11).
Masih kata Hafizi, “ini sebuah momentum yang sangat menarik untuk di expose ke dunia, baik melalui media online, cetak, maupun elektronik. Karena yang memiliki seni pencak silat Debus ini hanya ada di Banten. Dengan itu, kami ingin kegiatan ini betul-betul menjadi perhatian dunia, bukan hanya warga Banten saja.”tutur Hafizi
Hafizi meneruskan, Kegiatan Pagelaran Seni Budaya Tapak Karuhun Banten akan di ikuti sebanyak 3000 pesilat dan pendebus.” ini merupakan yang terbesar, disini kita akan kumpulkan sekitar 3000 pesilat dan pendebus bermain bersama di suatu Event yang mungkin sebelumnya belum pernah ada, dan ini merupakan suatu daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Banten, khususnya kota Serang.”jelas Hafizi
Event ini akan di laksanakan pada tanggal 19 November 2017 di Alun-Alun barat Kota Serang. Adapun rangkaian persiapan kegiatan ini sudah berjalan dari beberapa bulan yang lalu, melalui rapat-rapat serta pelatihan dan memperdalam koordinasi dengan para panitia baik internal maupun external serta saling koordinasi dengan Dispora dan Dinas Pariwisata Provinsi Banten karena ini merupakan kegiatan bersama.”jelasnya.
SEJARAH DEBUS di BANTEN
Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain.Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahanSultan Maulana Hasanuddin(1532-1570). Pada zamanSultan Ageng Tirtayasa(1651—1692) Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawanpenjajah Belandapada masa itu.
Kesenian Debus saat ini merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.Kesenian Debus yang sering dipertontonkan di antaranya : Menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka, Mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok, Memakan api, Menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus tanpa mengeluarkan darah, Menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulit tetap utuh, Menggoreng telur di atas kepala, Membakar tubuh dengan api, Menaiki atau menduduki susunan golok tajam, Serta bergulingan di atas serpihan kaca atau beling.
Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.Sejarah Debus lebih dikenal sebagai kesenian asli masyarakat Banten, yang mungkin berkembang sejak abad ke-18. Menurut sebagian banyak sumber sejarah, kesenian debus Banten bermula pada abad 16 masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin(1532-1570) Debus mulai dikenal pada masyarakat Banten sebagai salah satu cara penyebaran agama Islam. Namun ada juga yang menyebutkan Debus berasal dari daerah Timur Tengah bernama Al-Madad yang diperkenalkan ke daerah Banten ini sebagai salah satu cara penyebaran Islam pada waktu itu. Yang lainnya menyebutkan bahwa debus berasal dari tarekat Rifa’iyahNuruddin al-Raniri yang masuk ke Banten oleh para pengawal Cut Nyak Dien(1848—1908).(tarigan)